Jumat, 03 Agustus 2012

Kanvas Tua Di Langit :)




(1)
Ia yang mengaku bernama malam,
Mendatangiku saat gerhana
Melukiskan kilaunya embun pagi
Melambaikan tangan di ujung rembulan
Itukah engkau,malam?
Ataukah hanya lukisanmu di kanvas langit?

(2)
Oh ya,itu engkau
Kau hunjamkan mata kerdilmu
Ketika tanganmu menyematkan cincin sejuta cinta
Dingin,bisikmu
Aku mendengarnya seperti lagu lirih menembus lembut gendangku
Merayap seperti kabut di kepalaku
Lalu kau berpaling, entah kemana
Kau pun terus mengalir dan hanya menyisakan peristiwa – peristiwa yang harus dikenang

Aku datang kembali malam
Masihkah kau kenali?
Sementara di nadiku telah teraba deru gemuruh yang menggema
Meredup terdepak alunan sukma
Mengharap engkau menemuiku malam
Aku merindukanmu

(3)
Oh malam, tahukah engkau?
Sandiwara yang kau ukir di kanvas tua,  membuat hatiku terenyuh dayu
Derita batin hancur membisu
Melantun menari di atas derita qolbu
Tersiram luka dalam kepedihan
Tak ada asa lagi malam,tahukah engkau?
Duka nestapa sepanjang masa

Jujurlah wahai malam
Langit mana yang pernah kau lukis
Sedang bayang-bayang cakrawala selalu redup dan mendung
Apakah di hatimu ada warna?
Aku tak pernah melihatnya berwarna wahai malam
Meski di kanvas  langit yang tua sekalipun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar