Selasa, 28 Januari 2014

Aku, Januari, dan Hujan :)







( I )
Januari masih seperti dulu
Datang terburu – buru
Berjalan tertatih dalam ari mimpi
Tanpa topeng
Ya !! dia datang sendiri
Hatinya bergejolak rasa rindu yang kian memuncak
Menantangku dalam gerimis

( II )
Diantara rembulan yang tersembunyi dalam gelap
Aku hanya bisa mematung bisu dalam kabut pagi
Dengan hati penuh sayatan luka dendam
Yang dipahat Januari puluhan tahun silam
Padahal hati dipenuhi rasa rindu, siapa tahu
Kenangan pahit itu membuatku terlalu takut untuk bertemu

( III )
Aku pun menangis dalam malam
Memohon iba pada langit
“ kemanakah akan kutitipkan rindu ini? “
kulihat Januari makin lemah di balik gerimis

( IV )
Dan awan petir pun menggelegar
Kutitipkan kenangan pahit penuh dendam padanya
Awan putih menjadi hitam legam menyeramkan
Membuat buta bagi siapa saja yang meliriknya
Air kerinduan pun tertumpah ruah dalam sekejap
Langit menangis
Menangisi diriku yang lemah
Biarlah kenangan pahit yang kuukir pada Januari
Hanyut bersama tetesan - tetesan air rinduku dalam hujan
Lihat sungai menyambut hujan penuh suka cita
Memeluk erat tiap tetesan kenangan yang ku alirkan

( V )
Kisahku dan Januari demikian rumit
Kini Februari makin dekat dipandang
Jarinya menggantung di ujung lambaian senja
Menunggu air kerinduan menyambutnya dalam alunan lagu malam
Itulah mengapa..
Aku tak benci hujan
Karena kerinduanku pada Januari takkan pupus
Aku hanya benci kenangan yang datang bersamanya
Itu saja..
_ Biru Launiy