(I)
Fajar Mu merekah merah
Cahaya biasnya padu melambai
Dengan setetes embun yang turun
dari langit
aku siap berkelana, Tuhan
bersama lambaian mentari di ufuk
timur
(II)
Pernahkah kau menengok cerita itu, kawan?
Konon, menurut para Datuk
Di bawah meja seorang perempuan bersanggul kebaya
Terdapat sekuntum mawar merah merona indah
Meringkuk lembut dalam sekotak kaca yang bening
Merah kuat sekuat baja dengan pelindung duri di tubuhnya
Siap menembus perisai siapapun yang mengganggunya
Sesekali daun nya melambai, kau tahu?
Dia tak pernah menolak siapapun yang menyapa nya
(III)
Namun, siapa sangka?
Dibalik keelokan tubuh merah merona miliknya
Yang diciptakan Tuhan penuh keindahan semesta
Sang mawar selalu menjadi aduan panjatan lirih perempuan
bersanggul kebaya
Dalam do’anya di sepertiga malam lusa lalu
(IV)
Engkau, mawar dalam kebeningan kaca
Jika gerhana datang, bisikkan pada ku tentang arti cahayanya
Yang kata para pendeta pernah menyimpan luka
hingga sinarnya tak lagi diselubungi airmata kekasih
Engkau, mawar yang meringkuk lembut di balik kaca
Membuatku selalu ingin memilikimu...
Biru_Launiy


