Apa yang terlintas di benak anda ketika mendengar kata “tepung”?
Ya, pastinya kita langsung membayangkan sebuah serbuk berwarna
putih, yang digunakan untuk membuat adonan roti ataupun campuran tahu tempe,
atau mungkin tepung kanji untuk membuat jenang.
Tapi disini ada sesuatu yang berbeda, sangat unik. Dan itu tentang
“tepung”
Berada
di area sekolah dalam waktu lebih dari setengah hari, membuat perut saya harus
tetap mendapatkan suplai makanan yang cukup. Jadi, selain sarapan di kantin
sekolah, saya terkadang membeli camilan atau yang biasa kita sebut
‘jajan’ di koperasi sekolah. Koperasi yang selalu ramai ini terletak di samping
kantin, menjual berbagai macam makanan ringan, makanan basah, minuman, alat
tulis, dll. Harga yang ditarif pun relatif murah. Saya pernah membeli camilan
seperti crispy keju seharga 2 Baht. Dan air minum bertapas seharga 5 Baht.
Kantin tersebut dijaga oleh dua perempuan cantik yang biasa saya panggil
“kakak”.
Lalu, apa hubungannya dengan tepung? Hehe...sebentar sebentar...
Selain camilan di koperasi sekolah, sebenarnya ada lagi satu warung.
Terletak di luar gerbang sekolah. Tepat dua rumah samping sekolah. Warung
kepunyaan salah satu teacher disini yang biasa saya panggil dengan sebutan “Kak
Weh”. Orangnya ramah dan lucu, selalu membuat saya tertawa terutama jika terjadi
salah paham dalam mengobrol dengan gaya bahasanya. Karena, kak Weh hanya mampu
memahami bahasa Thailand dan sedikit Melayu. Jadilah, obrolan yang tak ada ujungnya
karena tak ada yang paham di antara kami. Hahaha..
Di warung kak Weh, tak hanya tersedia camilan ringan, namun
juga menyediakan makanan kenyang. Seperti mama haji (mie kuah dengan merk
‘Haji’), cakyau, mie hun, mie tom yam, dan masih banyak lagi. Tapi, para budak
membeli di warung kak Weh hanya sepulang sekolah saja, karena ketika jam
sekolah, mereka tidak diperbolehkan membeli camilan di luar gerbang.
Dan unik nya, semua camilan tersebut, mulai dari mie hingga jajan
chiki atau coklat gery ataupun semua macam gorengan, para budak-budak dan
teacher-teacher menyebut nya dengan sebutan “tepung”..?????
Ya, tepung!!!!
Saya terkekeh. Ingin tertawa. Bagaimana tidak? Camilan yang
misalnya, di Indonesia sering kita sebut dengan merk chiki, gery, chocholatos,
keripik, gorengan, sosis, dll. Sedangkan disini, kita hanya menyebut mereka
dengan satu kata saja, yaitu tepung. Aneh, bukan? Semuanya dinamakan tepung.
Saya tidak habis pikir, bagaimana jika ada salah satu budak yang ingin menitip
camilan khusus ke teman kelasnya, apakah dia akan menyebut,”aku nitip beliin
tepung yang ada coklatnya,”
Atau mungkin,”aku ingin makan tepung pisang goreng,”
Atau juga,”aku boleh nitip tepung yang rasa pedas?”
Haha.. membayangkan saja hampir membuat saya tak bisa menahan tawa.
Dan mereka pasti akan membelikan apa saja. Karena tak ada inisial khusus untuk
tepung satu ini. Unik.

lucu mbak ... moga bisa belajar banyak disana ..
BalasHapus